KOMUNIKASI EFEKTIF
In the name of God...
Tulisan
blog saya kali ini spesial karena sekaligus menjadi tugas UTS ( ujian
tengah semester ) saya untuk mata kuliah Interpersonal Skill (mata
kuliah yang saya ambil di semester ini) yang disampaikan oleh dosen saya
Yoyoh Hereyah.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai komunikasi efektif.
PENDAHULUAN
Sebelum mengenali
dan membahas mengenai komunikasi efektif itu seperti apa, terlebih
dahulu kita mengetahui konsep dasar komunikasi. Dalam halaman
pendahuluan ini berisi pengertian, proses, komponen, serta fungsi dan
manfaat komunikasi.
Defenisi Komunikasi
Istilah
komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu, communication, dan dari
bahasa latin yaitu, communicatus yang mempunyai arti berbagi atau
menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing
diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Menurut
lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New
Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu
melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Ilmu
komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli
yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian
komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai
penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi
pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi
sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi.
Menurut
Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126
buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli dan
dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan
tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks
pengertian komunikasi.
Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut:
Komunikasi
adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Hovland, Janis & Kelley:1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Berelson dan Stainer, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Gode, 1959
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949
Hovland, Janis & Kelley:1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Berelson dan Stainer, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Gode, 1959
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949
Unsur-unsur Komunikasi
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi, antara lain:
1. Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
2. Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media.
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Fungsi dan Manfaat Komunikasi
1. Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
2. Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media.
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Fungsi dan Manfaat Komunikasi
Dengan
berkomunikasi dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain karena
komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya
adalah:
1. Fungsi informasi. Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5. Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
1. Fungsi informasi. Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5. Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
PEMBAHASAN
Pada
halaman pembahasan ini saya akan memberikan penjelasan di mulai dari
apa itu komunikasi efektif, apa kegunaanya, sampai cara-cara melakukan
komunikasi efektif.
Komunikasi Efektif
Apa maksudnya??
Menurut
saya kita melakukan kegiatan komunikasi dimulai dari kita membuka mata
kita ketika bangun tidur, kita berinteraksi dengan anggota keluarga.
Selanjutnya kita beraktivitas diluar rumah juga melakukan kegiatan
komunikasi. Di tempat kerja, kita berkomunikasi dengan rekan kerja,
dengan atasan, juga dengan klien . Disekolah, seorang pelajar
berkomunikasi dengan teman, mendengar guru menerangkan
pelajaran.Dikampus, mahasiswa berdiskusi dalam perkuliahan juga
merupakan proses komunikasi.Atau mungkin kita bertemu dengan orang yang
baru kita kenal di jalan, di bis misalnya sebelum duduk disebelah
seseorang biasanya kita melemparkan senyuman. Ini juga merupakan
kegiatan komunikasi yang artinya kita welcome dengan orang baru tersebut
(disebut komunikasi nonverbal).
Dengan demikian apapun kegiatan kita seharian, kita tidak pernah lepas
dari yang namanya kegiatan komunikasi.Sehingga saya berpendapat bahwa
kapan kita tidak melakukan kegiatan komunikasi?Jawaban saya adalah tidak
pernah. Artinya setiap saat kita melakukan komunikasi sadar atau tidak
sadar.
Yang
menjadi pertanyaan adalah apakah kegiatan komunikasi yang kita lakukan
selalu berhasil? Dengan kata lain, apakah sudah efektif komunikasi yang
kita lakukan? Seberapa efektifkah komunikasi yang telah kita lakukan?
Secara
sederhana, komunikasi efektif terjadi apabila orang berhasil
menyampaikan apa yang dikasudkannya. Menurut Tubbs,
(Yusrizal:2005)”secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan
yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber,
berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh
penerima”.
Bagaimana
cara kita mengukur keefektifan suatu komunikasi? Setidaknya ada lima
hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran bagi komunikasi yang efektif,
yaitu:
1. Pemahaman
Pemahaman
yang dimaksud adalah penerimaan yang cermat oleh komunikan (penerima
pesan) terhadap kandungan rangsangan yang dimaksudkan oleh komunikator
(pengirim pesan). Dalam hal ini, komunikasi dikatakan efektif jika
penerima pesan memperoleh pemahaman yang cermat terhadap apa yang
disampaikan oleh pengirim pesan.
2. Kesenangan
Komunikasi
efektif terjadi jika diantara komunikator dan komunikan terdapat rasa
saling senang. komunikator merasa senang menyampaikan informasi kepada
komunikan, dan sebaliknya komunikan juga senang menerima informasi dari
komunikator.
3. Mempengaruhi sikap
Tindakan
mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dalam berkomunikasi, komunikator berusaha untuk mempengaruhi sikap
komunikan, dan berusaha agar komunikan memahami ucapannya. Jika
komunikator dapat merubah sikap dan tindakan komunikan, maka dapat
dikatakan bahwa komunikasi efektif sudah terjadi.
4. Memperbaiki hubungan
Salah
satu hal yang menjadi kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah
munculnya gangguan akibat dari hubungan yang tidak baik antara
komunikator dengan komunikan. Hal ini terjadi karena adanya rasa
frustasi, kemarahan, atau kebingungan diantara keduanya. Oleh sebab itu,
agar komunikasi efektif , maka perlua adanya tindakan memperbaiki
hubungan antara komunikator dengan komunikan terlebih dahulu.
5. Tindakan
Mendorong
komunikan untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan
komunikator merupakan suatu hal yang paling sulit dicapai dalam
berkomunikasi. Namun, keefektifan komunikasi sangat bergantung kepada
tindakan yang dilakukan oleh komunikan setelah berkomunikasi. Jika
komunikan melakukan tindakan seperti yang dikatakan komunikatot, maka
dapat dikatakan komunikasi efektif telah terjadi.
Hal
senada juga dikemukakan oleh Davis (1993). Davis mengemukakan bahwa
komunikator (pengirim pesan) ingin agar komunikan (penerima pesan) menerima, memahami, menyambut baik, menggunakan pesan yang disampaikan dan memberikan balikan.
Apabila komunikan melakukan kelima hal tersebut, maka komunikasi dapat
dikatakan efektif. Kelima langkah tersebut dalam komunikasi seringkali
disebut juga sebagai kaidah lima (the rule of five)
Komunikasi Efektif
Seberapa pentingkah??
Kita
harus menyadari betul bahwa kita tidak boleh sekedar melakukan
komunikasi tanpa memperhatikan bagaimana kita telah berkomunikasi dan
apakah pesan yang kita komunikasikan tersebut telah diterima sesuai
dengan apa yang kita harapkan.Itulah alasannya mengapa menjadi penting
sekali untuk kita melakukan komunikasi yang efektif. Terlebih lagi
disaat kita berada dalam suatu lingkungan komunikasi formal seperti
forum diskusi misalnya, penting sekali untuk menyampaikan pesan dengan
efektif.
Menurut
Thomas Leech dalam bukunya Say it like Shakepeare, ada lima komponen
atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu:
(1) Pengirim pesan (sender),
(2) Pesan yang dikirimkan (message),
(3) Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media),
(4) Penerima pesan (receiver),
(5) Umpan balik (feedback).
Leech
menambahkan, bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, setidaknya
kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu :
membaca-menulis (bahasa tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan).
Selanjutnya
Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency)
untuk menjelaskan hubungan antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam
komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan,
tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan
kepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan kita dibangun
dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan
dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan
melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi
efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas
pribadi yang kuat.
Di samping itu Stephen Covey juga mengusulkan lima deposito utama yang dapat menambah rekening bank emosi dalam berkomunikasi :
1.Berusaha benar-benar mengerti orang lain.
Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic comunication (komunikasi empatik). Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya berkomunikasi dalam satu dari empat tingkat ini : Kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan baik, kita mungkin berpura-pura, kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita membutuhkannya atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak dari dalam diri kita.
Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain, memahami karakter dan maksud atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam satu hubungan. “hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar”.
2.Memenuhi komitmen atau janji
Adalah deposito besar jika mampu memenuhi komitmen dan janji, sebaliknya melanggar janji adalah sebuah penarikan yang sangat besar.
3.Menjelaskan harapan.
Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berada pada sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.
Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic comunication (komunikasi empatik). Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya berkomunikasi dalam satu dari empat tingkat ini : Kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan baik, kita mungkin berpura-pura, kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita membutuhkannya atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak dari dalam diri kita.
Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain, memahami karakter dan maksud atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam satu hubungan. “hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar”.
2.Memenuhi komitmen atau janji
Adalah deposito besar jika mampu memenuhi komitmen dan janji, sebaliknya melanggar janji adalah sebuah penarikan yang sangat besar.
3.Menjelaskan harapan.
Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berada pada sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.
4.Meminta maaf dengan tulus ketika anda melakukan penarikan komitmen
5.Memperhatikan integritas pribadi
Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari banyak jenis deposito yang berbeda.
Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa adanya kepercayaan (trust) dan tidak akan ada kepercayaan tanpa adanya integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kujujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran adalah menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dangan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif sedangkan kejujuran bersifat pasif.
Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari banyak jenis deposito yang berbeda.
Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa adanya kepercayaan (trust) dan tidak akan ada kepercayaan tanpa adanya integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kujujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran adalah menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dangan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif sedangkan kejujuran bersifat pasif.
Komunikasi Efektif
Mengapa??
Perlu
juga kita ketahui bahwa akan ada hambatan-hambatan yang mungkin dapat
terjadi ketika kita berkomunikasi. Kenali hambatan-hambatan berikut ini,
kemudian hindari atau setidaknya minimalisir agar komunikasi yang kita
bangun menjadi komunikasi yang efektif.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi
Banyak
hal yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang efektif.
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan
Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada
beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita
dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin
kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak
kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan
tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa
menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman
kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang
berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu
menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan
bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi.
apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
sumber: Herujito, Yayat M.2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo
Untuk
itu sebelum kita melakukan kegiatan komunikasi sebaiknya terlebih
dahulu kita mempersiapkan komunikasi itu sendiri dengan persiapan yang
matang dan bijak. Kembali lagi supaya komunikasi kita tersebut
berlangsung efektif. Berikut ini saya mengutip beberapa hal yang dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam berkomunikasi.
Pedoman dalam Berkomunikasi
Komunikasi yang baik adalah komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik tanpa menimbulkan perasaan negatif. Ada beberapa pedoman untuk menjalin komunikasi yang baik, yaitu antara lain:
Komunikasi yang baik adalah komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik tanpa menimbulkan perasaan negatif. Ada beberapa pedoman untuk menjalin komunikasi yang baik, yaitu antara lain:
- Setiap situasi komunikasi mempunyai keunikan.
- Kunci sukses komunikasi adalah umpan balik.
- Komunikasi bersemuka adalah bentuk komunikasi yang paling efektif..
- Setiap pesan komunikasi mengandung unsur informasi sekaligus emosi..
- Kata adalah lambang untuk mengekspresikan pikiran atau perasaan yang terbuka untuk ditafsirkan.. Semakin banyak orang yang terlibat, komunikasi semakin kompleks
- Dapat terjadi gangguan dalam penyampaian pesan komunikasi.
- Perbedaan persepsi mengganggu keefektifan sampainya pesan.
- Orang berkomunikasi sesuai dengan situasi komunikasi yang diharapkannya.
Berikut ini adalah beberapa kiat sukses berkomunikasi :
1. Kenali dengan baik siapa lawan bicara kita.
2. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar. Bersikaplah secara seimbang:
2. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar. Bersikaplah secara seimbang:
Berbicara
dan mendengar sesuai kebutuhan. Ada nasihat menarik: “Diciptakannya dua
telinga dan satu mulut pada diri kita adalah agar kita mendengar
dua kali lebih banyak daripada berbicara”.
3. Jangan merasa (dan menampakkan) bahwa kita lebih tahu daripada lawan bicara kita.
4. Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri.
Apa saja kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki. Apa saja kelemahan dan kekurangan Anda yang Anda rasa cukup mengganggu komunikasi. Kenali pula cara meningkatkan kelebihan dan menutupi kekurangan diri Anda.
3. Jangan merasa (dan menampakkan) bahwa kita lebih tahu daripada lawan bicara kita.
4. Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri.
Apa saja kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki. Apa saja kelemahan dan kekurangan Anda yang Anda rasa cukup mengganggu komunikasi. Kenali pula cara meningkatkan kelebihan dan menutupi kekurangan diri Anda.
Nah, yang menjadi pertanyaan adalah Bagaimana caranya agar kita bisa menerima diri kita secara apa adanya?
Ada beberapa kiat lagi untuk bisa menerima diri sendiri apa adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
• Hargai diri sendiri.
Biasakan tidak terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain,karena setiap orang itu unik. Kita dan orang lain berbeda segalanya.
• Hargai upaya yang sudah kita lakukan.
Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat dan upaya yang telah kita lakukan.
• Tentukan tujuan hidup kita
Sebagai aktivis organisasi atau pemimpin suatu kelompok, tentukan tujuan aktivis Anda. Ingin menjadi pemimpin yang berpengaruhkah, ingin belajarkah, dan sebagainya.
• Berfikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernag Anda lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur, persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan lain-lain. Begitu juga dengan orang lain.
• Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan melakukan tugas sampai tujuan tercapai.
• Kendalikan perasaan
-Tidak mudah marah
-Hadapi kesedihan secara wajar dan tidak berlebihan
-Tidak mudah terpengaruh keadaan sesaat
• Hargai diri sendiri.
Biasakan tidak terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain,karena setiap orang itu unik. Kita dan orang lain berbeda segalanya.
• Hargai upaya yang sudah kita lakukan.
Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat dan upaya yang telah kita lakukan.
• Tentukan tujuan hidup kita
Sebagai aktivis organisasi atau pemimpin suatu kelompok, tentukan tujuan aktivis Anda. Ingin menjadi pemimpin yang berpengaruhkah, ingin belajarkah, dan sebagainya.
• Berfikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernag Anda lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur, persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan lain-lain. Begitu juga dengan orang lain.
• Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan melakukan tugas sampai tujuan tercapai.
• Kendalikan perasaan
-Tidak mudah marah
-Hadapi kesedihan secara wajar dan tidak berlebihan
-Tidak mudah terpengaruh keadaan sesaat
Hukum komunikasi yang efektif
Berikut ini adalah lima hukum komunikasi efektif oleh ahli komunikasi yang terangkum dalam kata REACH.
Hukum 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang akan menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim, bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya how to win friends and influence people, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang tulus dan jujur. Seorang ahli psiklogi yang sangat terkenal William James juga mengatakan “Prinisip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang herus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Charles Schwabb, salah seorang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapatkan gaji lebih tinggi dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia milki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus.
Hukum 2: Emphaty
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengar atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimenegerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti ; “ Seek first to understand- understand then be understood to build the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust,”. Kata Covey inilah yang disebutnya dengan komunikasi empatic. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang memudahkan penerima pesan menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran memahami perilaku konsumen merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empatik calon penerima pesan kita, sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perspektif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feed back) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
Hukum 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh orang lain dengan baik. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal, hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
Hukum 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan tersebut, sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita, karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
Hukum 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa saling menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya mencakup pengertian:
Sikap yang penuh melayani
Sikap menghargai
Mau mendengar dan menerima kritik
Tidak sombong dan memandang rendah orang lain
Rela memaafkan
Lemah lembut dan penuh pengendalian diri
Mengutamakan kepentingan yang lebih besar
Saya pribadi sangat setuju dengan 5 hukum tersebut di atas. Rasanya semua hal yang ingin dilakukan dan dicapai dalam berkomunikasi terletak atau berdasarkan 5 hukum tersebut. Dan saya yakin jika kita membangun komunikasi kita berdasarkan 5 hukum komunikasi efektif tersebut maka kita pasti dapat menjadi komunikator yang baik serta mampu menciptakan suatu komunikasi yang efektif dengan siapapun kita berkomunikasi.
Berikut ini adalah lima hukum komunikasi efektif oleh ahli komunikasi yang terangkum dalam kata REACH.
Hukum 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang akan menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim, bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya how to win friends and influence people, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang tulus dan jujur. Seorang ahli psiklogi yang sangat terkenal William James juga mengatakan “Prinisip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang herus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Charles Schwabb, salah seorang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapatkan gaji lebih tinggi dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia milki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus.
Hukum 2: Emphaty
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengar atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimenegerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti ; “ Seek first to understand- understand then be understood to build the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust,”. Kata Covey inilah yang disebutnya dengan komunikasi empatic. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang memudahkan penerima pesan menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran memahami perilaku konsumen merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empatik calon penerima pesan kita, sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perspektif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feed back) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
Hukum 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh orang lain dengan baik. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal, hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
Hukum 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan tersebut, sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita, karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
Hukum 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa saling menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya mencakup pengertian:
Sikap yang penuh melayani
Sikap menghargai
Mau mendengar dan menerima kritik
Tidak sombong dan memandang rendah orang lain
Rela memaafkan
Lemah lembut dan penuh pengendalian diri
Mengutamakan kepentingan yang lebih besar
Saya pribadi sangat setuju dengan 5 hukum tersebut di atas. Rasanya semua hal yang ingin dilakukan dan dicapai dalam berkomunikasi terletak atau berdasarkan 5 hukum tersebut. Dan saya yakin jika kita membangun komunikasi kita berdasarkan 5 hukum komunikasi efektif tersebut maka kita pasti dapat menjadi komunikator yang baik serta mampu menciptakan suatu komunikasi yang efektif dengan siapapun kita berkomunikasi.
PENUTUP
Kesimpulan dari saya mengenai Komunikasi Efektif
Setiap
hari setiap saat hidup seseorang tidak akan pernah terlepas dari
komunikasi. Bisa dikatakan bahwa komunikasi adalah nafas hidup kita.
Kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Terlebih lagi kita sebagai manusia
adalah juga mahluk sosial. Dimana hidup kita tidak bisa lepas dari orang
lain. Kita tidak bisa hidup sendirian, kita butuh orang lain dalam
menjalani hidup ini. Kita harus bersosialisasi dengan orang lain. Untuk
bisa bersosialisasi yang pertama yang harus kita lakukan adalah membina
hubungan dengan orang lain tersebut.
Lalu
bagaimana caranya kita dapat membangun hubungan? Yupp.. so pasti kita
harus berkomunikasi. Sama halnya dengan proses berteman, yang pertama
kita lakukan adalah berkenalan biasanya terjadi seperti ini hai.. saya
putri,, nama kamu siapa?. Ini menjadi contoh paling sederhana yang dapat
kia lakukan.
Selanjutnya dalam hidup ini pasti kita akan menjalin hubungan yang
lebih dalam dengan orang lain. Nah, untuk dapat membina serta memelihara
hubungan kita dengan orang lain maka yang kita lakukan tidak lagi
sekedar komunikasi, melainkan komunikasi yang efektif. Sehingga kita
dapat berguna dan maksimal dimana pun kita berada dan dengan siapapun
kita berhubungan.Tidak sulit koq untuk berkomunikasi secara efektif.
Karena dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Akhir kata saya mengucapkan selamat berkomunikasi everybody!!
Usahakanlah untuk berkomunikasi secara efektif.
Just do your best in everything,, and where ever you are.
God With Us ^.^
http://putrimeylaniep.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar
silahkan komen ya